MAKALAH KIMIA
ANALITIK I
’’JENIS-JENIS
TITRASI’’
Nama: Imanuel
Lekatompessy
Nim : 2010-41-089
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat TUHAN YANG MAHA KUASA, karena atas berkat dan anugrahnya, sehingga
penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan baik.adapun makalah ini tentang jenis-jenis titrasi. Penyusunan makalah
ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih.
Seperti kata pepatah “ tiada gading yang tak retak”.penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jau dari kesempurnaan, untuk
itu segala kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun penulis
terimah dengan senang hati.
Ambon,14 – January -
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
2.
RUMUSAN
MASALAH
3.
TUJUAN
PENULISAN
4.
METODE
PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
1.
TIRASI
ASAM BASA
2.
TITRASI
REDOKS
3.
TITRASI
PEGENDAPAN
4.
TOTRASI
KOMPLEKSSOMETRI
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Bagi
mahasiswa kimia atau ilmu yang berhubungan dengan kimia mempelajari titrasi
merupakan suatu hal yang penting dan diharuskan. Sampai pada saat ini ttitrasi
masih saja sering dipakai laboratorium
industri hal ini disebabkan karena teknik ini sangat sederhana dan tidak
membutukan banyak regen. Titrasi merupakan metode dari analisis kimia secara
kuantitatif yang biasanya digunakan dalam laboratorium untuk menetukan
konsentrasi dari reaktan. Karena pengkuran volum memainkan peranan penting,
maka teknik ini dikenal dengan analisis volumetrik.
Banyak
metode dapat digunakan untuk mengindikasikan titik akhir dari titrasi. Cara
umumnya dengan menggunakan indicator. Indicator akan berubah warna dengan
penambahan sedikit titrasi. Namun dalam beberapa kasus, baik reaktan maupun
produk telah memiliki warna yang kontras
yang dapat digunakan sebagai “indicator” sebagai contah titrasi redoks dengan
menggunakan potasium permanganate. Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara
titrasi akan tetapi harus memperhatikan
syarat-syarat titrasi untuk mengatahui zat apa sajayang dapat ditentukan dengan
metode titrasi untukjenis-jenis titrasi yang ada
RUMUSAN
MASALAH
Adapun masalah- masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini ialah;
1. Titrasi asam-basa
2. Titrasi redoks
3. Titrasi pegendapan
4. Titrasi kompleksometri
TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari
pembuatan makalah ini agar kita dapat
mengatahui dan menjelaskan tentang jenis-jenis titrasi(asam-basa,
redoks,pengendapan, kompleksometri). Dan juga untuk membuka poila piker dan
wawasan kita tentang jenis-jenis titrasi.
METODE PENULISAN MAKALAH
Adapun
metode yang dipakai untuk membuat makalah ini ialah metode kepustakaan dan
keinternetan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Titrasi asam basa
Titrasi asam
–basa melibatkan titrasi neutralisasi dimana asam bereaksi dengan basa dalam
jumlah yang ekivalen.tiran yang dipakai dalam asam basa selalu merupakan
asam dan basa kuat. Titik akhir titrasi
mudah diketahui deengan membuat kurva titrasi yaitu plot antara pH larutan
sebagai fungsi darivolume titran yang ditambahkan.
Cara mengetahui titik
ekivaken
Dalam
titrasi asam basa ada 2 cara yang digunakan untuk menetukan titik ekivalen
yaitu; dengan memakai PH meter dan memakai indicator asam basa. Pada umumnya
dengan memakai indicator yang lebih sering digunakan hal ini disebabkan lebih
mudah dalam pengamatan dan sangat praktis. Indicator yang dipakai dalam titrasi
asam basa adalah indicator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Misalnya, indicator pp dengan trayek 8.3-10.0,metal jingga dengan trayek
3.1-4.4 dan lain-lain.
Jenis-jenis titrasi
asam basa
1.titrasi asam kuat dengan basa kuat
Titrasi
asam kuat bdengan basa kuat adalah titrasi HCi dengan NaOH . reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut;
HCl(aq)
+ NaOH(aq)→ NaCl(aq) + H2O
Reaksi ionnya ; H+
+ OH-
Kurva titrassi berikut ini berdasarkan 50mL HCl 0.1 dengan
NaOH 50 mL sebanyak 0.1M. maka kurva titrasi dapat di tunjuk sebagai berikut
ini.
2. titrasi asam lemah
dengan basa kuat
Titrasi
asam lemah basa kuat adalah titrasi CH3COOH dengan NaOH. Yang
persamaan reaksinya sebagai berikut;
CH3COOH
+ NaOH → NaCH3COO
+ H2O
Reaksi ionnya ; H+
+ OH- → H2O
3.asam kuat dan garam dari basa lemah
Reaksinya; NH4OH + HCl→ NH4Cl + H2O
Aplikasai titrasi asam basa
1.
Penetapan campuran antara NaOH dan Na2CO3
Menentukan kadar
NaOh dan Na2CO3 dalam cam puran tersebut dapat dilakukan
dengan car asidimetri(misalnya ; HCl sebagai larutan standar).dalam proses
titrasi ini akan terjadi 2 titik ekivalen yaitu;
Titik ekivalen 1: (indicator fenoltalien)
NaOH
+ HCl → NaCl + H2O (a mL)
Na2CO3 + HCl →
NaCl + NaHCO3
Titik
ekivalen 2;(indicator metil orange)
NaHCO3 + HCl→NaCl + H2O
+ CO3
2.
Penentuan
nitrogen secara kjedhal
Cara
ini digunakan untuk menentukan kadar protein,dll
Reaksi-reaksi
yang terjadi antara lain;
Destruksi(digestion):
protein + oksidator → NH4
+ CO2 + H2O
Destilasi:
NH3+ + OH- → H2O + NH3
NH3
+HCl(berlebih)→NH4Cl
Titrasi;
HCl+NaOH→NaCl+H2O
3.
Dengan
cara alkalimetri dapat digunakan untuk analisis aspirin .aspirin atau asam
asetilsalisilat adalah jenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan
sebagai senyawa analgesic(penahan rasa sakit atau nyeri minor).
II TITRASI REDOKS
Titrasi
redoks melibatkan reasksi oksidasi dan
reduksi antara titrant dan analit.titrasi redoks banyak digunakan untuk
penentuan kadar logam atau senyawa yang bersifatsebagai oksidator maupun
reduktor.
Karena
melibatkan reaksi redoks maka
pengetahuan akan reaksi redoks memegang peranan penting,selain itu, pengetahuan
mengenai sel volta, sifat oksidator daan reduktor juga sangat berperan penting
dalam titrasi redoks.
Kurva titrasi redoks
Kurva
titrasi redoks menggambarkanlogaritma hubungan potensial elektroda versus
kosentrasi analit atau titran.titrasi redoks; Fe2+ + Ce4+↔ Fe3+ +Ce3+;
berlangsung secara cepat dan reversible,namun potensial elektroda setengah
reaksi dari keduanya adalah selalu identik;
ECe4+
=
EFe3+ = Esistem
Potensial elektroda dari indicator sebanding dengan
potensial elektoda system:
Ein
= ECe4+ =EFe3+=Esistem
Oleh
karena itu diperhatikan konsentrasi titran atau titrat pada saat penambahan
indicator. Potensial elektroda system dapat dihitung berdasarkan potensial
standart. Perbandingan kosentrasi antara titran atau titrat selama titrasi
didefenisikan sebagai Esistem titik akhir titrasi Esistem
memiliki karakter ristik yang khas.
Indicator titrasi
redoks
Indicator
yang umumnya digunakan untuk digunakan dalam titrasi redoks adalah amilum, yang
membentuk kompleks biru degan
iodine. Penempakan warna dari indicator ini sangat spesifik untuk titrasi ini.
Indicator
spesifik lainnya ialah indicator tiosanat yang mana digunakan pada titrasi
Fe(III) sebagai partisipan. Sebagi contoh hilangnya warn merah dariFe(III)atau
kompleks tiosanat merupakan tanda titik akhir titrasi dengan standar
titanium(III).
Indicator
redoks yang baik akan memberikan respon terhadap perubahan potensial elektroda
suatu system .indikator ini secara suatu subtansial lebih banyak digunakan jika
dibandingkn dengan indicator yang spesifik. Persamaan kimia dari setengah
reaksi dari indicator redoks dapat ditulis sebagai berikut.
lnox
+ n e- ↔
lnred
perubahan
indicator dari bentuk teroksidasi kebentuk tereduksi tergantung dari
perbandingan kosentrasi sebesar;
lnred / lnox
perubahan warna
indicator redoks haruslha kira-kira100 kali
perubahan pada perbandingan dari kosentrasi kedua bentuk.
Untuk indicator yang menggunakan peralihan warna, titrasi
seharusnya dapat menyebabkan perubahan potensial sebesar 0.118/n dari suatu
system.
Jenis-jenis
titrasi redoks
1.
Yodometri dengan natrium tiosulfat sebagai
titran
Analat harus berbentuk suatu
oksidator yang cukup kuat, karena dala metode ini analat selalu direduksi dlu dengan KI sehingga
terjadi I2 I2. Inilah yang dititrasi dengan natrium
tiosulfat.
2.
Yodometri dengan I2 sebagai tiran
Iod merupakan oksidator yang tidak
terlalu kuat, sehingga banyak zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat
dapat dititrasi. Indicator ialah amilum, degan perubahan yang tidak berwaarna
menjadi biru.
3.
Titrasi dengan okidator yang kuat
a.titrasi dengan kalium permanganate
kalium permanganate merupakan
oksidator yang kuat dan dapat beraksi dengan cara yang berbeda, tergantung pH
larutannya kekuatanya sebagai oksidator juga berbeda sesuai dengan reaksi yang
terjadi pada pH tersebut. Hal ini disebabkan karena keragaman valensi asam
b. kalium bikromat
c. titrasi dengan reduktor sebagai titran
Aplikasi titrasi
redoks
Salah
satu aplikassi titrasi redoks khusunya yodometri dengan I2 sebagai titran adlah untuk menentukan belangan
iod lemak dan minyak. Karena kemampuan mengoksidasi yang tidak besar, tidak
banyak zat yang dapat dititrasi berdasarkan yodometri laangsung. Penentuan
kadar vitamin C dapat dilakukan dengan titrasi ini
Aplikasi lain dari titrasi ini
ialah ;
1.
Penentuan kadar air dengan cara kalr fischer
yang terdiri dari iod, belerang dioksida, piridin, dan methanol.
2.
Penetuan sulfit dalam minuman anggur
3.
Menetukan kadar alkahol dengan kalium bikromat
4.
Penentuan asam oksalat dengan menggunakan
permngganate
III. TITRASI PENGENDAPAN
Tirasi
pengendapan atau disebut titrasi
argentrometri yang menggunakan perak
(Ag). Pengukuran titrasi penggendapan atau argentrometri dengan bantuan kation
perak. Reaksi pembentukan endapan ;
Ag+ + X-→ AgX↓
X= Cl-,Br-,
I-, SCN-
AgNO3 merupakan zat standar yang berwarna putih
jika terkena sinar akan tereduksi menjadi Ag
Ada 3 (tiga) cara titrasi argentrometri yaitu;
1.
Cara mohr
2.
Cara volhard
3.
Cara fayans
1. Titrasi dengan menggunakan cara mohr.
Titrasi ini
dilakukan secara langsung dalam latrutan
netral dan sebagai indicator digunakan larutan kalium dikromat. Titik akhir
titrasi ditandai dengan adanya endapan merah dari Ag2CrO4 cara ini digunakan untuk menentukan ion Cl-
dan Br- dengan cara titrasi langsung. Ion klorida dalam larutan
direaksikan dalam larutan AgNO3 sehingga mengendap AgCl
NaCl + AgNO3
→ AgCl(p) + NaNO3
Oleh karena Ksp
Ag2CrO4 < Ksp AgCl maka endapan Ag2CrO4
akan terbentuk endapan setelah semua klorida telah terendapkan. Jadi terjadi
pengendapan dengan 2(dua) tahap( Ksp AgCl = 1.2×10-10
dan Ksp Ag2CrO4 = 1.7 × 10 -12).
Meskipun tetapan hasil kali
kelarutan(Ksp) AgCrO4 hampir sama dengan Kspperak halide , tetapi
kelarutan kedua garam perak tersebut berbeda.titrasi mohr dilakukan dengan pH 7
sampai 9 ,dari netral sampai basa lemah.jika pH terlalu kecil akan menghambat
pembentukan endapanAg2CrO4 dan jika terlalu besar maka
aakan terbentuk endapan Ag2O.
2. Titrasi dengan menggunakan cara volhard
Titrasi
voldhar merupakan teknik titrasi kembali
digunakan jiks reaksi berjalan lambat atau tidak ada indicator yang
tepat.metode volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+dan Cl-karena
selain kelarutan endapanya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis Fe3+
Metode volhard
digunakan pada titrasi langsung Ag+
dengan larutan CNS-atau titrasi tidak langsungpada penentuan kadar
Cl-, Br-dan I-. titik akhir titrasi ditunjukan
oleh senyawa komples berwarna merah.
3. Titrasi dengan menggunakan cara fayans
Titrasi fajans
menggunakan indicator adsorpsi, yaitu senyawa organic yang teradsopsi
kepermukaan padatan endapan.selama proses titrasi berlangsung. Metode ini
digunakan untuk menentukan Cl-, Br-, dan I-
Sebagai contoh flouressens
sebagai anion flouresenat (hijau kuning ) dan bereaksi dengan Ag membentuk
endapat merah intensif yang teradsorpsike permukaan endapan koloidal karena ada
pasangan muatan ion.
Aplikasi
titrasi pengendapan
Salah satu
aplikasi dari titrasi pengendapan ialah membuat laruta atandar kalium
tiosanat 0.1 M dapat dilakukan dengan
penimbangan10.5 gramkalium tiosanat dilarutkan dengan air kemudian mengencerkan
sampai denga volume 1mL . indicator adsorpsi di-iododimetilflouresen,dan
flouresen dpat digunakan dalam penentuan
halide.
IV. TITRASI PEMBENTUKAN KOMPLEKS
Ion
logam dapat menerima pasangan electron dari donor electron membentuk senyawa
atau ion kompleks. Reaksi pembentukan kompleks
antara ion logam dengan ligan merupakan reaksi asam basa lewis. Ligan
ada yang monodentatdan polidentat.indikator logam membentuk suatu kompleks
dengan logam yang mempunyai warna yang berbeda dengan warna indicator itu
sendiri, yang dapat terjadi bila bla stabilitas kompleks logam-indikator lebih
kecil dari pada kompleks logam –kompleks sonat.
Indikator untuk titrasi kompleksometri.
Indicator untuk titrasi dengan
EDTA
Secara
umum, indicator tersebut merupakan bahan organic yang berbentuk kelat berwarna
dengan ion logam dengan system pM yang merupakan karakteristik kation dan bahan
organic tersebut. Kompleks tersebut sering mempunyai intensitas warna yang
sangat tinggi sampai masih dapat ditangkap mata pada konsentrasi 10-7sampai
10-6
Erio
T atau EBT adalah contoh indicator
metalokromik yang bias digunakan pada titrasi beberapa katio umum. Senyawa ini
mengandung gugus asam sulfonat yang terdisiosasi sempurna dalam air dan 2 gugus
fenol yang terterdisiosasi sebahagian. Sifat tersebut sama dengan asam lemah
yang dilukiskan pada peersamaan berikut;
H2O
+ H2In- ↔
HIn2- + H3O+
Merah biru
H2O
+ HIn2- ↔
In3- + H3O+
Biru
orange
Suatu
kelemahan EBT ialah bawah larutannya Tidak stabil. Dan bila disimpanakan
terjadi peruraian secara lambat, sesingga dalam kurun waktu tertentu indicator
tidak dapat berfungsi lagi.sebagai gantinya dapat dipakai indicator yang disebut
calmagite . indicator ini lebih stabiil dan dalam kebanyakan sifatnya sama
dengan EBT.
JENIS-JENIS TITRASI DENGAN EDTA
1. Cara titrasi langsung
Kira-kira
40 jenis kation dapat ditentukan secara
titrasi langsung dengan larutan standar EDTA dan menggunakan indicator
metalokromik. Terkadang kation daspat ditentukan secara langsung.meskipun
indikatornya tidak cocok sebagai contoh; indicator-indikator ion kalsiumi hamper tidak memuaskan dibandingkan indicator
mangnesium, meskipun ditambahkan sedikit MgCl2dalam larutan EDTA.
Titrasi dilakukan secara langsung.
2. Cara titrasi kembali
Prosedur
titrasi kembali digunakan untuk kation yang membentuk kompleks EDTA yang stabil dan bila tidak ada terdapat
indicator yang cocok. Metode ini sering berguna untuk kation yang bereaksi
lambat dan juga berguna untuk menitrasi katio n yang bterdapat bersama-sama
dengan anion yang dapat mengendap sebagai endapan yang tidak terlalu sukar
larut. Contohnya Pb dalam PbSO4 dan Ca dalam Ca-oksalat.
3. Cara penggeseran (Displacement methods)
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa analisis volometri terbagi atas 4 yaitu; titrasi asam basa,titrasi
redoks, titrasi pengendapan, dan titrasi kompleksometri.titasi asam basa
terbagi atas titrasi asam kuat-basakuat, titrasi asam lemah- basa kuat,dan
titrasi dengan garam-garam yang berasl dari asm dan basa.
Tidak semua
titrasi membutuhkan indicator karena baik reaktan maupun produk telah memiliki
warna yang khas dan dapat digunakan sebagai indicator misalnya pada titrasi
redoks. Ada 3 cara unuk mengathui titrasi pengendapanyaitu denga cara
mohr,volhard,fajans.daan titrasi yang melibatkan senyawa-senyawa kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sihaya, A,N. Msi 2008. Kimia analisis I ,FKIP
program studi pendidikan kimia ;unpatti ambon
2.
Dulanlebit, Y. H Spd 2008. Kesetimbangan kimia
dan larutan asam basa FKIP jurusan
pendidikan MIPA ; unpatti ambon
3.